Universitas Pangeran Diponegoro Nganjuk

Mbah Suratemi Hidup Sebatang Kara, Dewan Mahasiswa FSEI Berikan Bantuan

Sekitar pukul 10.00 WIB, Kamis, (26/12/2019) perwakilan mahasiswa dari Dema FSEI IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk mengunjungi seorang nenek yang hidup sebatang kara di dalam sebuah gubuk kecil dan sederhana yang tepat berada di sebelah timur SDN Plosoharjo 1, Dusun Mojorejo, Desa Plosoharjo, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk.

“Surat”, itulah kata pertama yang terucap dari bibir yang gemetar karena termakan usia. Nama lengkapnya mbah Suratemi, diusianya 70 tahun beliau hidup sebatang kara karena suaminya sudah meninggal dunia. Anak-anak dan cucu-cucunya ada banyak, tapi mbah Surat enggan untuk bercerita mengenai mereka.

Setiap hari kehidupan mbah Surat hanya berkisah tentang dirinya, kesendiriannya dan gubuk kecilnya. Saat tim baksos mengunjungi mbah Surat, ada salah satu cucu mbah Surat yang kebetulan berada di sana, pak Sumadi.

Baca Juga: Peduli Sosial, Mahasiswa IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk Santuni Fakir Miskin dan Yatim Piatu

Pak Sumadi tinggal satu dusun dengan mbah Surat, hanya saja berseberangan dengan sungai. Mbah Surat tinggal di utara sungai sedangkan pak Sumadi di selatan sungai. Pak Sumadi adalah cucu yang masih mau mengurus kebutuhan mbah Surat.

Setiap pagi Pak Mad, panggilan akrabnya, merebuskan air untuk mandi atau sekedar menyeka tubuh mbah Surat, mengantar sarapan dan menemani mbah Surat.

Pak Mad sendiri berprofesi sebagai tukang pijat urat di dusun Mojorejo, dan meskipun beliau bukan satu-satunya yang menjadi ahli pijat urat di dusunnya, tapi beliau tidak patah semangat untuk mencari rezeki dari profesi tersebut.

Pak Mad juga sempat bercerita pada tim baksos, beliau sudah berkali-kali mengajak mbah Surat untuk tinggal bersamanya, karena pak Mad juga tinggal seorang diri di rumahnya. Beliau tidak memiliki istri dan juga anak. Beliau juga memiliki keterbatasan dalam hal berbicara. Tetapi mbah Surat selalu menolaknya, katanya lebih enak di rumah sendiri meskipun di gubuk yang kecil, lebih tenang, lebih damai dan lebih tenteram.

Sebelumnya juga sudah banyak yang mengunjungi mbah Surat, membantu sedikit kebutuhan sehari-harinya, memberikan pakaian, makanan dan sejumlah uang agar bisa digunakan dan membantu kehidupan mbah Surat.

Banyak yang merasa iba dan mau berbesar hati untuk berbagi dan membantu mbah Surat agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Semoga mbah Surat selalu sehat dan berada dalam lindungan Allah SWT. Aamiin.. (Tim Baksos)