Sudah beberapa hari ini Dewan mahasiswa (Dema) Institut Agama Islam Pangeran Diponegoro Nganjuk mengadakan bakti sosial kepada fakir miskin dan yatim piatu di Kabupaten Nganjuk. Aksi sosial yang dimotori oleh Dema Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam (FSEI) itu sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
Menurut koordinator lapangan Inez Ngainur Rahmalia, kegiatan ini merupakan salah satu diantara program unggulan Dema FSEI. Bakti sosial sebagai sarana melatih kepekaan atau menumbuhkan empati mahasiswa terhadap lingkungan.
“Jika ruang kelas kampus untuk mengasah kemampuan intelektual maka bakti sosial adalah cara menumbuhkan kepekaan sosial,” jelas Inez yang juga sebagai ketua Dema FSEI, Kamis (26/12/2019).
Agar berjalan maksimal, panitia melakukan penggalangan dana di kalangan mahasiswa dengan cara masuk ke kelas disela jam perkuliahan. Tidak hanya itu, panitia juga menyisir para dosen untuk berpartisipasi memberikan sumbangan.
Sebelum mendistribusikan bantuan, panitia menentukan nama-nama fakir miskin dan yatim piatu yang menjadi prioritas utama. Hal itu perlu dilakukan agar dana yang diperoleh bisa mencukupi mengingat daftar fakir miskin dan yatim piatu yang berhasil dihimpun dema FSEI lumayan banyak.
Diantara target baksos adalah Mbah Surat yang hidup sebatang kara. Di usianya 70 tahun Ia hidup seorang diri dalam gubug kecil tepatnya di sebelah timur SDN Plosoharjo 1, Dusun Mojorejo, Desa Plosoharjo, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk. Fisiknya yang tidak lagi bertenaga terkadang mengandalkan belas kasihan warga sekitar untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Baca Juga: Mbah Suratemi Hidup Sebatang Kara, Dewan Mahasiswa FSEI Berikan Bantuan
“Setelah semua dana terkumpul kami bersama temen-temen (panitia) yang lain melakukan pemetaan target. Kami perlu memilah dan memilih biar dananya cukup. Karena kalau semua nama di list kita beri bantuan takutnya tidak cukup. Kita akan lakukan baksos di tahap berikutnya,” ungkap mahasiswa semester 5 tersebut.
Sebanyak 10 paket sembako berhasil didistribusikan oleh panitia kepada target. Dari uang yang terkumpul dibelikan satu paket sembako yang berisi bahan pokok makanan seperti beras, gula, minyak goreng dan telur. (Suta)