Keberadaan karya ilmiah menjadi hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan terutama bagi lembaga perguruan tinggi. Suatu kampus bisa mendapatkan nilai plus jika tenaga pengajar mampu menghasilkan karya Ilmiah atau penelitian sesuai standard yang telah ditentukan pemerintah.
Sejak tahun 2015 setiap karya ilmiah harus dipublish secara online salah satunya melalui aplikasi Online Journal System (OJS). Hal ini selain sebagai bentuk publikasi agar bisa diakses oleh masyarakat luas juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas karya ilmiah.
Karena dengan metode online plagiarisme atau duplikasi karya ilmiah dapat terdeteksi oleh system aplikasi. Sehingga hal ini dapat mendorong karya tulis mempunyai kualitas yang baik.
Dalam jangka waktu 4 tahun sejak penerapan system online tersebut (dalam hal ini OJS) belum banyak kampus yang mampu menggunakannya secara maksimal. Faktor diantaranya yaitu lemahnya pengetahuan tim IT kampus itu sendiri.
Melihat kondisi tersebut, sejumlah relawan yang tergabung dalam komunitas Relawan Jurnal Indonesia (RJI) mengadakan pelatihan pengelolaan jurnal online. Kegiatan dengan judul Roadshow DOAJ ini berlangsung di Kampus Universitas PGRI Kediri, Kamis (09/08/2019).
Di kesempatan tersebut narasumber menekankan agar semua jurnal bisa terindeks Directory of Open Access Journals (DOAJ) yaitu database web yang menampung jurnal atau karya ilmiah dan dapat diakses oleh public sehingga mempermudah pengunjung untuk mencari tulisan ilmiah.
Selain itu, jurnal yang baik terintegrasi dengan Digital Object Identifier (DOI) yaitu sebagai lisensi karya tulis ilmiah dan penyimpan artikel dalam data cloud. Hal ini berfungsi sebagai penyimpan data jika sewaktu-waktu terjadi down pada server utama OJS.
Pelatihan ini diikuti oleh 46 orang yang terdiri dari perwakilan perguruan tinggi negeri dan swasta yang ada di Jawa Timur. Peserta diantaranya yaitu Institut Agam Islam (IAI) Pangeran Diponegoro Nganjuk yang diwakili oleh Sutamaji, M.I.Kom. Menurutnya, pelatihan tersebut sangat membantu IT kampus dalam mengembangkan jurnal ilmiah.
“Pelatihan ini sangat bermanfaat, karena diajari bagaimana cara agar jurnal dapat terindeks oleh search engine sehingga dapat mendongkrak nilai untuk mendapatkan akreditasi,” ungkapnya.
Ia berharap jurnal IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk semakin baik dan berkualitas. Sehingga dapat mendukung proses pengembangan pendidikan. (Suta)