Universitas Pangeran Diponegoro Nganjuk

Jangan Bingung! Begini Cara Mudah Membuat Skripsi

Skripsi merupakan syarat wajib bagi seorang mahasiswa yang menempuh pendidikan tinggi strata satu (S1). Namun, sayangnya tugas akhir perkuliahan ini menjadi hal yang menakutkan bagi kebanyakan mahasiswa khususnya semester akhir. Minimnya pengetahuan tentang skripsi membuat karya ilmiah itu seperti monster.

Untuk menepis anggapan itu, Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut Agama Islam Pangeran Diponegoro (IAI PD) Nganjuk mengadakan seminar pendidikan dengan tema penulisan karya ilmiah. Seminar ini bekerjasama dengan Ikatan Mahasiswa Pendidikan Agama Islam (IMPAI) IAI PD Nganjuk yang berlangsung di Aula IAI PD Nganjuk, Sabtu (18/01/2020).

Baca Juga: Tingkatkan Kualitas Skripsi, Prodi PAI Adakan Seminar Penulisan Karya Ilmiah

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa bahwa karya ilmiah atau skripsi tidak sesulit yang dibayangkan. Orang yang mengatakan skripsi itu sulit adalah mereka yang malas membaca buku dan tidak mau belajar.

Dihadapan lebih dari 300 mahasiswa, narasumber Anik Indramawan, M.Pd. menjelaskan pentingnya membuat proposal sebelum melakukan penelitian skripsi. Menurutnya Proposal merupakan karya ilmiah yang berisi rancangan penelitian secara terperinci dan lengkap, meliputi alasan, teori dan metode yang digunakan.

“Ketika membuat proposal jangan asal-asalan, harus serius membuat latar belakang dan rumusan masalah sehingga ke depannya tidak kesulitan mencari data,” ungkapnya.

Dr. Suhartono, M.Pd.

Dikesempatan yang sama, narasumber Dr. Suhartono, M.Pd membeberkan tips-tips agar mudah dalam menyusun karya ilmiah khususnya skripsi. Kaprodi PAI itu mengatakan ada enam langkah sebelum membuat karya ilmiah. Pertama, menentukan topik. Topik penelitian ini sangat penting sebagai pondasi utama dalam penyusunan karya ilmiah. Sedangkan topik yang baik adalah tidak luas tapi menarik.

Kedua, menentukan tujuan agar jelas arah penelitian. Ketiga, pengumpulan data yang bisa dilakukan melalui aktifitas observasi, wawancara, dokumentasi, angket, buku, jurnal dan lain sebagainya. Keempat, memilih bahan yang paling relevan dari banyak bahan. Kelima, menyusun kerangka karya ilmiah seperti membuat cover, daftar isi, surat pengesahan, BAB I, BAB II dan seterusnya. Dan langkah terakhir yaitu pengembangan kerangka karya ilmiah yang utuh.

Selain itu, Kaprodi sekaligus Dosen Pascasarjana tersebut memberikan acuan dalam menentukan judul skripsi. Pasalnya banyak mahasiswa yang menyepelekan proses penentuan judul sehingga dikemudian hari justru mempersulit mahasiswa itu sendiri dalam pencarian data.

Poin yang harus diperhatikan dalam menentukan judul adalah merujuk pada rumusan masalah yang ada. Sedangkan rumusan masalah diambil berdasarkan latar belakang masalah.

“Jangan dibalik, menentukan judul dulu baru membuat latar belakang dan rumusan masalah. Jika begitu caranya bisa dipastikan nanti akan kesulitan mengerjakan,” pungkas Hartono. (Suta)